SELAMAT DATANG DI BLOG RESMI ADI WAHYU WICAKSONO,BACA,PAHAMI,DAN TEMUKAN MANFAATNYA..

Menelusuri Eksotisme Kampung Adat Bena

Penelusuran salah satu situs peradaban megalitikum di Nusa Tenggara Timur

Wisata Sehari di Pulau Lombok

Menyelami pesona dan keindahan alam yang terpendam di"Pulau Seribu Masjid"

Menanti Senja di Tegalwangi

Menjadi saksi tenggelamnya sang mentari di salah satu tempat terbaik di Pulau Dewata.

Petualangan di Beji Guwang

Berpetualang memang selalu menjadi tantangan, nikmati serunya penelusuran di salah satu objek wisata yang penuh tantangan.

Menembus Dinginnya Kota Bajawa

Kota berhawa sejuk di tengah Pulau Flores ini menyimpan banyak pesona,banyak cerita dan pengalaman menarik yang didapat selama singgah 5 hari di kota ini.

Sabtu, 20 Mei 2017

Berburu Tenun Ikat di Ende


Masih di Pulau Flores, tempat dimana gugusan cincin api di sisi timur yang melingkari nusantara berada menyimpan pesona sejarah dan budaya yang tak akan pernah habis untuk dinikmati. Menyambung dari tulisan saya tentang indahnya alam Nagekeo, kali ini saya akan berbagi pengalaman saat singah sehari di Ende. Kenapa saya harus singgah dulu di Ende..? Jawabannya jelas pastinya..karena di Nagekeo tidak ada bandara. Ya..berhubung waktu kepulangan dari Mbay, Nagekeo adalah siang hari dan pesawat yang menuju ke Denpasar baru akan berangkat esok harinya, jadi saya harus bermalam di Ende.

2 jam perjalanan dari Mbay ke Ende sudah dilewati. Kami berangkat jam 11 siang dari Mbay dan sampai di Ende sekitar jam 1 siang. Sampai di  Ende, kebetulan Kami melewati Bangunan Bersejarah, Rumah Bung Karno semasa pengasingan di Ende. Hari itu memang serba kebetulan, Rumah Pengasingan Bung Karno sedang dibuka untuk umum. Untuk kawan-kawan ketahui tempat wisata ini tidak dibuka setiap hari loh..hanya di hari tertentu saja tempat wisata ini dibuka untuk umum. Masuk ke dalam Rumah Pengasingan Bung Karno tidak dipungut biaya, kita hanya disarankan untuk menyisihkan sumbangan sukarela untuk perawatan tempat wisata sejarah ini. Di rumah pengasingan inilah, Bung Karno bersama Istrinya Inggid Ganarsih tinggal selama masa pengasingan di Ende. Beberapa benda bersejarah yang masih terawat bisa kita saksikan, seperti ranjang tempat tidur Bung Karno, meja dan kursi kerja Bung Karno, peralatan makan dan memasak, biola, serta beberapa foto dan lukisan yang masih tersimpan dengan baik. 

Tak lama kami mengunjungi rumah pengasingan Bung Karno, karena cuaca Ende saat itu sangat panas menyengat. Puas menjelajah rumah Bung Karno, Kami beristirahat sejenak di salah satu rumah makan di Ende. Jauh-jauh ke Ende yang kami temukan sepanjang jalan adalah rumah makan khas Minang, jadi yang kami putuskan untuk makan di situ saja daripada menahan lapar terlalu lama.

Nah..sekarang saat yang ditunggu..inti cerita dari judul tulisan saya akan dimulai dari sini. Berburu kain tenun ikat khas Ende yang melegenda, itulah tujuan Kami saat memanfaatkan waktu singgah di Ende. Meskipun dari segi keramaian dan luas kotanya Ende merupakan kota terbesar kedua di NTT, tapi masih kalah ramai dan jauh lebih kecil kotanya dibandingkan dengan Kupang,Ibukota Provinsi NTT. Jadi hanya butuh waktu 10 menit saja untuk sampai ke pusat penjualan kain tenun khas Ende dari rumah makan dimana Kami singgah saat itu.


Saat itu waktu menunjukan pukul 15.00 WITA, cuaca di Ende masih sangat panas, maklum lah kota ini berada persis di pinggir pantai jadi panasnya pun tidak karuan. Dari hotel kami minta diantar oleh sopir untuk berburu kain tenun ikat di Pasar Lama, yang katanya menjadi buah tangan khas Ende. Sampai di pasar susana cukup sepi, sore itu banyak kios di pasar sudah tutup, namun disepanjang sisi jalan masih ada pedagang tenun ikat yang membuka lapakya. Sore itu hanya ada beberapa orang saja yang melihat-lihat sembari menawar harga kain yang akan mereka beli. Area dimana pedagang kain berjualan pun tidak terlalu luas, hanya ada  beberapa kios yang membuka lapaknya, tapi jangan ditanya berapa banyak koleksinya..sangat memanjakan mata dan bikin Kami bingung mau beli kain model yang mana.

Hampir beberapa kios saya kunjungi untuk melihat-lihat sambil bertanya tentang jenis kain dan makna pola ikatan tenun yang menghias kain-kain itu. Ternyata meskipun dinamakan pusat tenun Ende, namun yang dijual disana bukan hanya tenun khas Ende, tai juga ada tenun dari daerah lain di NTT dijual disitu. Berbagai model kain teun se antero NTT bisa kita dapatkan seperti tenun Nagekeo dengan corak khas hitam dan kuning,