SELAMAT DATANG DI BLOG RESMI ADI WAHYU WICAKSONO,BACA,PAHAMI,DAN TEMUKAN MANFAATNYA..

Menelusuri Eksotisme Kampung Adat Bena

Penelusuran salah satu situs peradaban megalitikum di Nusa Tenggara Timur

Wisata Sehari di Pulau Lombok

Menyelami pesona dan keindahan alam yang terpendam di"Pulau Seribu Masjid"

Menanti Senja di Tegalwangi

Menjadi saksi tenggelamnya sang mentari di salah satu tempat terbaik di Pulau Dewata.

Petualangan di Beji Guwang

Berpetualang memang selalu menjadi tantangan, nikmati serunya penelusuran di salah satu objek wisata yang penuh tantangan.

Menembus Dinginnya Kota Bajawa

Kota berhawa sejuk di tengah Pulau Flores ini menyimpan banyak pesona,banyak cerita dan pengalaman menarik yang didapat selama singgah 5 hari di kota ini.

Sabtu, 25 Maret 2017

Mbay, Kota Bersahaja Yang Mempesona

Hamparan Perbukitan, Mbay, Nagekeo

Mbay, kota bersahaja di antara belahan bukit nan hijau di sisi tengah Pulau Flores. Mungkin banyak orang masih sangat asing dengan nama kota ini. Kota kecil yang merupakan ibukota Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur ini menyimpan  keindahan alam yang sangat khas. Hamparan hijaunya bukit nan menjulang di sisi barat dan timur kota ini menjadi pertanda kemurahan Tuhan yang diberikan kepada masyarakat Nageko.

Perlu 2 jam perjalanan dari Kota Ende untuk mencapai Mbay. Perjalanan dari Ende menuju Mbay mungkin menjadi perjalanan darat paling menarik yang pernah saya alami. Bermula dari Bandar Udara H.Hasan Aroeboesman, Ende, salah satu bandara dengan pendaratan cukup ekstrem yang di Indonesia, kami mendarat setelah menjalani penerbangan 1 jam 20 menit dari Bandara  I Gusti Ngurah Rai Denpasar. Tak perlu waktu lama untuk mengambil bagasi karena memang penumpang yang turun di Bandara ini tidak banyak jumlahnya. 

Pesisir pantai, Jl.Trans Flores Ende-Negekeo
Di depan pintu kedatangan Bandara, rekan dari Nagekeo sudah siap untuk mengantarakan Saya dan kawan-kawan ke Mbay, ibukota Nagekeo. Dalam perjalanan menuju Mbay mobil yang kami tumpangi melaju di pesisir pantai selatan di Kabupaten Ende. Pemandangan sekeliling sungguh indah, hamparan pantai yang terhampar luas dan lepas disisi selatan dan hamparan perbukitan nan hijau di sisi utara menemani perjalanan rombongan Kami hingga ujung jalan perbatasan Ende-Nagekeo. Perjalanan 2 jam cukup melelahkan dan mendebarkan. Jalanan naik turun dengan kelokan yang curam menjadi tantangan bagi pengendara mobil yang melintasi jalan trans flores ini. Untungnya para sopir di sini sudah sangat berpengalaman mengemudikan mobil di medan yang ekstrem.


Sampai di Mbay, aku sangat takjub dengan hamparan perbukitan nan hijau yang mengelilingi kota ini. Salah satu titik pemandangan terindah ada di sepanjang bukit yang terletak membelakangi Kantor Bupati Nagekeo. Bukit itu kelihatanya tidak terlalu tinggi untuk didaki, tapi keinginan ku untuk mendaki bukit tersebut belum kesampaian, ya..karena aku datang ke sini untuk melaksanakan tugas dari instansi dimana aku berkarir, bukan menghabiskan waktu untuk berwisata.



Sup Domba khas Nagekeo
Penginapan "Santalum" paling representatif
Selama empat hari "berdiam"sementara di Mbay, banyak hal unik dan menarik aku dapatkan disini. Empat hari berada di Mbay waktu istirahat malam habiskan dengan menikmati kesunyian di penginapan yang sederhana, tapi itu merupakan tempat menginap paling representatif di kota ini. Aku sempatkan pula untuk menikmati gurihnya sate dan sup daging domba khas Nageko. Menurut Bapak yang mengajakku makan, domba di Nagekeo sangat berbeda dari yang lain. Katanya daging domba Nagekeo sangat khas dan lembut, karena domba-domba disana masih mengkonsumsi rumput alami langsung dari hamparan padang rumput. Dan setelah aku cicipi memang sangat mantap rasanya, dan baru kali itu saya makan daging kambing dengan dimasak sup khas Nagekeo, yang bagiku terasa sedikit asam dan asin.